Badriah Yankie

Resolusi 2020: Menulis 1.000 artikel dalam setahun ...

Selengkapnya
Navigasi Web
(2) Membaca untuk lnvestasi
Siswa SMAN 2 Cianjur melaksanakan literasi masif

(2) Membaca untuk lnvestasi

Membaca menjadi elemen penting bagi guru dan siswa. Kedua individu akademik ini setiap harinya kontak langsung dengan kegiatan reseptif. Reseptif dalam arti memberikan asupan pada pikiran agar terus hidup dan berkembang. Pikiran dan otak yang tidak dipakai tidak akan berkembang, seperti seloroh para komikus di bawah ini.

Pada sebuah otopsi akibat korban virus Corona, terdapat dua korban yang meninggal. Peneliti menganalisa bangsa apa yang menjadi korban. Dia menyimpulkan bahwa jasad pertama orang Jepang dan jasad kedua orang Indonesia. Para mahasiswa yang mendengar kesimpulan peneliti ahli ini amat heran. Kata si peneliti mudah saja membedakan bangsa pada kedua jasad ini.

Sudah pasti yang pertama orang Jepang karena otaknya rusak, aus, terlalu banyak dipakai. Sedangkan yang satunya lagi, pasti orang Indonesia karena otaknya masih utuh, tidak pernah dipakai.

Gurauan ini mengandung sindiran. Orang Indonesia otaknya tidak pernah dipakai. Tentu hal ini tidak terlalu salah. Otaknya bukan tidak pernah difungsikan, tetapi pemakaiannya tidak optimal. Sebagai contoh, ketika siswa bersekolah, mereka hanya menyimak dan disuapi oleh guru. Ketika diberi latihan soal, guru membantu siswa dengan arahan yang menuju pada jawaban. Dengan kata lain tidak perlu menggunakan otak. Padahal yang seharusnya adalah menganalisis mengevaluasi dan menciptakan sesuatu berdasarkan hasil pembelajaran.

Kegiatan membaca merupakan salah satu aktivitas yang membuat otak bekerja. Membaca membuka kesempatan atak untuk berkomunikasi antar gagasan. Komunikasi antar gagasan yang dilakukan pembaca dengan penulis terjadi di level analisis dan evaluasi. Pembaca yang kritis ketika ada kontak dengan bahan bacaan pikirannya langsung melakukan kerja. Kerja otak tentu beda dengan kerja fisik. Kerja otak ditandai dengan aktivitas yang menurut Taksonomi Bloom disebut kegiatan kognitif. Kegiatan tersebut diawali dengan memahami, kemudian mengingat apa yang dibaca, kemudian mengaplikasikan yang dipahami dari bacaan ketika dapat dikaitkan dengan kehidupannya secara pribadi. Selanjutnya adalah kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi merupakan tingkatan kerja pikiran yang menuntut berpikir kritis. Aktivitas kognitif yang dimulai dari memahamkan diri sendiri sampai dengan menganalisis dan mengevaluasi membuat otak bekerja. Kerja otak seperti inilah yang akan membuat otak tidak akan utuh, dalam arti tidak dipakai seperti guruan komikus di atas.

Menurut Taksonomi Bloom ada enam aktivitas otak yang membuat otak bekerja secara optimal. Keenam kegiatan ini berlaku pada seluruh manusia. Tidak terbatas pada apakah dia bersekolah di SD SMP atau SMA, universitas atau bahkan tidak sekolah sama sekali. Semuanya sama, keja otak secara kognitif melibatkan kerja otak dalam enam tingkatan. Keenam tingkatan berpikir tersebut adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Membaca, melibatkan komunikasi antar gagasan dalam enam tingkatan berpikir, akibatnya volume otak meningkat. Sehingga semakin banyak digunakan, maka otak akan semakin besar secara volume. Semakin sering memberi kerja kepada otak diantaranya melalui membaca maka akan membuat otak dalam kondisi yang lebih sehat. Otak yang tidur saja, bukan saja tumpul, namun sulit untuk menyelesaikan masalah yang menuntut keterampilan berpikir kritis. Membaca melatih untuk berpikir kritis. Gagasan penulis ketika sampai pada otak pembaca, dicerna. Setelah dicerna, otak akan menerima atau sebaliknya menolak, merevisi, mengkritik, atau melengkapi.

Investasi kepada otak supaya terus terus sehat, dengan cara kegiatan membaca, merupakan tindakan yang menguntungkan. Kenapa disebut menguntungkan? Secara volume otak, otak menjadi bertambah artinya kemampuan untuk menganalisis mengevaluasi dan melakukan kebaruan-kebaruan dapat terjadi. Kebaruan bukan selalu dalam arti membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada, namun menambah nilai dari yang sudah ada.

Membaca seperti apa yang dapat membuat kita berinvestasi pada otak? Salah satu ciri membaca yang memberikan investasi adalah ketika ada komunikasi antara pembaca dengan tulisan. Komunikasi yang menghasilkan dialog-dialog baru di dalam pikiran pembaca sehingga menghasilkan pemahaman-pemahaman baru. Pemahaman baru inilah yang menjadi investasi yang mengakibatkan si pembaca bisa menunjukkannya di dalam sikap. Sebagai contoh, seorang siswa SMA berubah cara pandangnya terhadap dirinya setelah membaca buku berjudul "Hargai apa yang kita miliki". Sebelumnya siswa tersebut selalu merasa dirinya memiliki banyak kekurangan. Perhatiannya hanya difokuskan pada kekurangannya saja. Kemudian dia membaca buku motivasi. Setelah itu dia menyadari bahwa yang harus dihargai bukan yang tidak ada pada dirinya. Tetapi dia harus menghargai apa yang dia miliki; yang ada pada dirinya. Yang jumlahnya tidak dapat dia sebutkan karena begitu banyaknya. Dengan kata lain siswa ini berinvestasi dari hasil membaca yang diimplementasikan dalam bentuk sikap.

Melihat begitu pentingnya membaca, maka perlu dijadwalkan agar membaca menjadi salah satu aktivitas harian. Membaca merupakan investasi secara fisik ataupun nonfisik, maka seyogyanya membaca menjadi kebutuhan.

Badriah

Artikel 2 dari 1.000 Menulis seribu artikel
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post